Jumat, 08 Oktober 2010

Bencana Alam yang Menimpa Indonesia

Beberapa tahun belakangan, Indonesia memang sedang diguncang berbagai bencana alam hampir di seantero negeri, mulai dari tsunami, banjir, tanah longsor, gempa, gunung meletus, dan masih banyak lagi. Beragam teori diajukan untuk dijadikan penyebab lahirnya bencana tersebut, mulai dari penggundulan hutan, penyalahgunaan lahan, sampai global warming.
Charles Cohen dan Eric Werker dari Harvard Business School menulis sebuah paper menarik berjudul The Political Economy of “Natural” Disasters. Mereka berpendapat bahwa bencana alam cenderung terjadi lebih sering dan beragam pada negara miskin yang dikelola dengan sistem politik yang buruk. Sejauh mana intervensi politik yang terjadi ternyata juga memengaruhi intensitas bencana alam tersebut.
Pemerintah, menurut Cohen dan Werker, dapat melakukan distribusi kekuatan politik melalui pembelanjaan untuk menangani bencana alam. Pemerintah yang tak punya pendanaan bagus akan terkena racket effect, yaitu secara sengaja memanipulasi populasi korban untuk menarik (dan juga mencuri) bantuan dari luar. Yang menarik, lembaga donor internasional juga sudah “biasa” memberi toleransi atas susutnya bantuan tersebut. Hal ini memicu desperation effect, di mana pemerintahan yang korup punya kemampuan lebih untuk menggandakan “penyusutan” tersebut.
Secara umum, pemerintah dapat menangani atau mencegah bencana alam dengan menggunakan sumber anggaran yang dialokasikan khusus maupun dari sumber pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk keperluan lain—-plus sumber-sumber eksternal. Cohen dan Werker ternyata menemukan adanya bias dalam pembelanjaan dana yang bersumber dari anggaran sendiri dibandingkan dari anggaran lain. Semakin banyak pemerintah menggunakan dana dari anggaran sendiri dan tidak mengambil dana dari sumber lain, bencana alam yang terjadi lebih sedikit.
Cohen dan Werker mencontohkan Libya di bawah Muammar Al Qadhafi sejak tahun 1969 hanya mengalami satu bencana alam yang membawa kerugian $42 juta namun tidak menewaskan satu korban pun. Sementara itu Aljazair mengalami 58 bencana alam yang menewaskan hampir 7 ribu jiwa dengan kerugian $10,6 milyar. Mereka juga mencontohkan rezim Apartheid di Afrika Selatan yang menelan korban 1,2 juta jiwa antara tahun 1962 hingga 1989. Namun setelah rezim tumbang, antara tahun 1990 hingga 2002 korban yang timbul “hanya” 95 ribu jiwa. Artinya, penghapusan kasta dan sistem politik yang lebih baik ternyata mengurangi kematian hingga 90%.
Sejak tahun 1900, bencana alam telah menewaskan lebih dari 62 juta orang. Sekitar 85% di antaranya terjadi antara tahun 1900 dan 1950—-dipicu juga oleh peperangan, wabah penyakit, maupun kelaparan. Namun sejak tahun 1990 terjadi peningkatan dimana lebih dari 1 juta orang meninggal dalam bencana alam. Pada tahun 2005, Palang Merah Internasional mencatat negara-negara yang mengalami banyak bencana alam antara lain Kosta Rika, El Savador, Guatemala, India, Meksiko, Nikaragua, Pakistan, Paraguay, Republik Afrika Tengah, Romania, Sudan, dan tentu saja, Indonesia.
Tapi ternyata, fenomena ini sudah tertulis sejak lama dalam Al Qur’an. Secara lebih luas dan gamblang dituliskan dalam QS An-Nisaa 79 bahwa, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Artinya, hal-hal yang tidak “enak” yang kita rasakan—-termasuk di antaranya bencana alam—-tak lain adalah disebabkan oleh diri kita sendiri. Kalau di Indonesia terjadi begitu banyak bencana, kemungkinan memang disebabkan oleh orang Indonesia itu sendiri.
Kalau boleh berpendapat, barangkali bencana ini “lumrah.” Situasi politik dan sosial di Indonesia memang sedang carut marut. Tiap hari kita menyaksikan pemilihan kepala daerah yang saling rebutan kekuasaan. Tiap hari selalu ada berita pencurian, perampokan, sampai korupsi kelas kakap. Kita juga lazim menyimak seorang ayah yang tega memerkosa putrinya sendiri. Sementara itu di jalanan, orang saling serodok seenak perutnya. Tawuran massal dan demo yang menjurus pada aksi anarkis juga sering kita jumpai. Orang saling hujat dan menjelek-jelekkan satu sama lain sudah jadi hal yang biasa.

Kamis, 07 Oktober 2010

Kerugian Akibat Narkoba

Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Narkoba

Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.

Narkoba dapat merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun perilaku pemakainya.
1.Dampak narkoba terhadap fisik
  1. Berat badannya akan turun secara drastis.
  2. Matanya akan terlihat cekung dan merah.
  3. Mukanya pucat.
  4. Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
  5. Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
  6. Buang air besar dan kecil kurang lancar.
  7. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.

2. Dampak narkoba terhadap emosi
  1. Sangat sensitif dan mudah bosan.
  2. Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
  3. Emosinya tidak stabil.
  4. Kehilangan nafsu makan.
3. Dampak narkoba terhadap perilaku
  1. malas
  2. sering melupakan tanggung jawab
  3. jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
  4. menunjukan sikap tidak peduli
  5. menjauh dari keluarga
  6. mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
  7. menggadaikan barang-barang berharga di rumah
  8. sering menyendiri
  9. menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang, atau kamar mandi
  10. takut akan air
  11. batuk dan pilek berkepanjangan
  12. bersikap manipulatif
  13. sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
  14. sering menguap
  15. mengaluarkan keringat berlebihan
  16. sering mengalami mimpi buruk
  17. Mengalami nyeri kepala
  18. Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya
Area masalah akibat narkoba
 
Besarnya area akibat narkoba bisa dilihat dari karakteristik unik dari narkoba itu sendiri. Pertama, semua jenis narkoba memiliki substansi zat yang menyebabkan kecanduan. Ada fakta yang menyebabkan munculnya grey area yaitu antara penggunaan dan penyalahgunaan serta antara konsumsi dan kecanduan. Memiliki konsumen yang setia membeli produk kita (dalam hal ini karena kecanduannya) tentu menjadi idaman produsen penghasil apa pun, di mana pun, karena adanya jaminan kepastian pasar.
Kedua, uang yang beredar dalam perdagangan narkoba sangatlah besar. Diperkirakan, besarnya biaya untuk konsumsi narkoba di Indonesia sepanjang 2004 mencapai Rp23,6 triliun. Angka itu didapat dari estimasi rata-rata biaya satuan per orang di kalangan pengguna baru dalam setahun terakhir sebesar Rp68 ribu, pengguna yang teratur pakai sebesar Rp1,5 juta, dan pecandu sebesar Rp7,8 juta. Dengan demikian, nilai uang yang beredar di bisnis narkoba mencapai Rp20 triliun dan biaya penyalahgunaan narkoba akibat kriminalitas diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun (Bisnis Indonesia, 21 Februari 2008).
Bila tidak ada tindak pencegahan primer yang signifikan, pada 2009, biaya yang dihabiskan akan melonjak menjadi sekitar Rp46,5 triliun. Prediksi kerugian diperoleh dari hasil penelitian bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada 2004. Dari hasil penelitian, diketahui, biaya konsumsi untuk narkoba sebesar Rp11,3 triliun. Diperkirakan, jika perdagangan narkoba dibiarkan begitu saja, selama 2004-2009, akumulasi biaya yang dihabiskan akan mencapai Rp207 triliun (Tempo Interaktif, 1 Juni 2005). Itu kira-kira sama dengan seperempat total anggaran belanja negara indonesia 2008!
Laporan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) 2007 menyebutkan selama 2005-2006, perdagangan narkoba (heroin, kokain, ganja, dan jenis amfetamin relatif stabil. Dari keempat jenis tersebut, pasar ganjalah yang berkembang begitu cepat.
Secara umum, perdagangan narkoba di dunia dimulai dari petani. Tidak seperti jenis pertanian lain, penanaman tanaman opium, koka, dan ganja selalu dibayang-bayangi ancaman pemberantasan pemerintah. Hal itu wajar mengingat hampir di seluruh negara, komoditas tanaman tersebut termasuk ilegal.
Sekitar 92% heroin dunia dipasok dari tanaman poppy opium Afghanistan. Selain peningkatan produksi yang besar di Afghanistan, selama 2006, total produksi heroin global 10% lebih rendah jika dibandingkan dengan 2000. Di Asia Tenggara sendiri, lahan opium di kawasan Segitiga Emas berhasil diturunkan hingga 80% dari 2000.
Sementara itu, kebanyakan kokain dunia dipasok dari produksi daun koka Kolombia, Peru, dan Bolivia. Luas lahan koka secara global turun 29% menjadi 156 ribu hektare saja selama 2000-2006. Penurunan terutama terjadi di Kolombia.
Penurunan produksi opium di Asia Tenggara dan koka di Kolombia berhasil karena keberhasilan reduksi daerah operasi jaringan mafia narkoba. Di Asia Tenggara, keberhasilan penangkapan 'dedengkot' gerilyawan Khmer yang lama menguasai perdagangan heroin di Segitiga Emas telah mempersempit ruang gerak anggota geng lainnya. Yang menarik adalah kasus di Kolombia. Pemerintah setempat berhasil membatasi sepak terjang mafia narkoba di Kolombia. Dampak positifnya adalah turunnya tingkat peredaran narkoba dan tingkat kriminalitas secara signifikan.
Dengan keberhasilan itu, perekonomian dan terutama tingkat investasi di Kolombia meningkat pesat. Pasar modal Kolombia merupakan salah satu pasar modal yang memiliki kinerja terbaik di dunia selama 2007. Bahkan, majalahBusiness Week menyebut Kolombia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang mantap.
Di Indonesia sendiri, lahan ganja yang dimusnahkan polisi meningkat. Hal itu merupakan prestasi tersendiri bagi program perlawanan terhadap narkoba. Peningkatan tersebut dimungkinkan terjadi karena tingkat keamanan yang semakin kondusif di Aceh pascaditandatanganinya nota perdamaian Aceh dengan pemerintah. Tapi meski begitu, Indonesia telah menjadi pusat produksi amfetamin. Dari beberapa kasus yang terungkap, terlihat adanya kecenderungan produksi yang semakin meningkat. Betapa tidak, margin perdagangan amfetamin memang lebih menggiurkan jika dibanding narkoba jenis lain karena ongkos produksi yang relatif murah dan mudah daripada membuat heroin dan kokain.
Peredaran narkoba di pasar gelap merupakan mata rantai rumit yang menjembatani produsen dan konsumen. Proses itulah yang sebetulnya paling diuntungkan dari perdagangan narkoba. Peredaran narkoba pada umumnya dikuasai oleh monopoli beberapa mafia perdagangan dunia. Di tangan merekalah harga pembelian di tingkat petani ditentukan. Jaringan perdagangan mereka terorganisasi dengan sangat rapi dan rahasia, berjenjang dari agen besar hingga pengecer. Untuk menciptakan organisasi yang padu dan kuat, biasanya tiap kelompok terbentuk dari suku yang sama.
Dari sisi konsumen, penggunaan narkoba telah menjadi masalah sosial tersendiri. Kecanduan narkoba bisa berdampak pada meningkatnya tingkat kriminalitas dan sebagai sarana penularan HIV/AIDS. Di Indonesia, masalah narkoba ibarat bola salju yang menggelinding dari puncak gunung. Angkanya semakin lama semakin besar dan menimbulkan semakin banyak persoalan. Yang lebih menakutkan, mengacu pada kasus yang terungkap, konsumsi narkoba sudah meracuni berbagai orang dengan berbagai rentang umur dari berbagai kalangan.
Pertanyaannya, mungkinkah dengan keterbatasan uang yang mereka miliki, mereka bisa mengakses berbagai macam varian narkoba? Dalam sebuah Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) terungkap masalah penyalahgunaan narkoba tidak ada kaitannya dengan latar belakang kondisi ekonomi keluarga. Kondisi tersebut terkait dengan harga komoditas yang cukup bervariasi.
Akibat tekanan ekonomi yang mendera ditambah dengan lingkungan yang mendukung, orang miskin rentan untuk tergiur dalam peredaran gelap narkoba dan akhirnya sangat mudah untuk mencoba narkoba. Jenis yang biasanya dicoba pertama kali adalah ganja karena harganya yang relatif lebih murah daripada jenis narkoba lainnya.
Ada beberapa kasus sederhana yang perlu kita pertimbangkan. Kita mungkin pernah mendengar istilah ngelem di kalangan gelandangan remaja urban di mana lem sintetik menjadi alat untuk mendapatkan sensasi fly. Kasus lain adalah pencampuran (oplosan) minuman keras tradisional seperti tuak, topi miring, ciu, dan semacamnya dengan obat flu tertentu untuk mendapatkan efek 'lebih'.
Di samping itu, ketika peredaran ganja diawasi aparat, masyarakat miskin masih bisa menanam tanaman sejenis sebagai bahan nyimeng. Padahal dari penggunaan yang kelihatan murah tadi, akan membuka peluang bagi keinginan untuk mencoba jenis narkoba lain dari kelompok psikotropika seperti sabusabu,ice, dan ekstasi yang menimbulkan dampak kerusakan otak permanen yang mengarah kepada kecanduan.
Yang patut diperhatikan adalah semakin meningkatnya pengguna di kalangan orang-orang yang berpendapatan rendah. Di akhir November 2006, penggunaan narkoba di kalangan buruh dan pengangguran meningkat tajam sebesar lima kali lipat sejak 2001. Jika hal ini dibiarkan, mereka berpotensi menjadi persoalan masyarakat, dari sekadar mengganggu ketenteraman hingga ke tindakan kriminal berat seperti pencurian dan perampokan untuk mendapatkan jenis narkoba yang mereka butuhkan.
    

Grup Band ST12

ASAL MULA NAMA BAND ST12
Nama ST12 diambil dari nama jalan di Bandung yaitu, jalan stasiun timur nomer 12. Band st12 dulunya mempunyai 4 personil yang sekarang menjadi 3 personil semenjak iman meninggal. yaitu,pepeng (melodi), pepep (drummer), charly (vokalis)
ST12
ST12 adalah grup musik beraliran musik Melayu. ST12 didirikan di Bandung oleh Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokal), dan Iman Rush (gitarAwalnya, keempat personel ini tak saling kenal, meski mereka telah lama berkecimpung di dunia musik. Mereka mulai akrab setelah sering bertemu di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Mereka pun akhirnya resmi mendirikan ST12 pada tanggal 20 Januari 2005. Nama ST12 yang merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 adalah nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz.Meski keempat personel ini memiliki aliran musik favorit yang berbeda, Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock, namun mereka kompromi untuk membuat ST12 beraliran melayu.ST12 terpaksa merilis album perdana mereka melalui jalur independent (indie) karena tak ada label yang mau menampung mereka. Sayang, pada bulan Oktober 2005, saat tur promosi album di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak.Trinity Optima Production mulai melirik ST12 setelah album perdana, JALAN TERBAIK (2005), meraih sukses. Album kedua, P.U.S.P.A (2008) yang didedikasikan untuk Iman, dirilis di bawah label Trinity. 

Profil Personil ST12

Profile Charly


CHARLY ::VOCALIS::
Nama lengkap: Moch.Charly van houten
Tanggal lahir : 5 November 1981
Kebiasaan: Charly gak pernah luput dari Gitar. Ia selalu membawa Gitar nya kemana pun ia pergi meskipun ketika tidur, hang out,sarapan,bahkan mau masuk kamar mandi.Untuk sarapan Pagi Charly selalu memakan Roti,agar stamina saat bernyanyi diatas Panggung.Kalau Libur,Charly selalu menghabiskan waktu bersama pacarnya dipegunungan/lesehan.menurut Charly,ia bisa sukses berkat kedua Orang Tuanya Soegendri & Toethe Hartika.Tanpa dukungan ke2 Ortu mungkin bisa tak seperti Cekarang.Ada satu Hobi Charly yang Unik.Rupanya Lulusan Fakultas Seni Musik Universitas Pasundan ini sering mengisengi para personel ST12.
Saat temannya sedang Bermain Ps Charly suka mencabut stop kontak Tv/mematikan Tv,sampai temannya pada jengkel.Charly juga sering mengambil makanan buatan Pepep.Akibatnya para temanya hanya bisa mengigit jari karena makanan yang dihidangkan sudah habis dilahap Charly.
Usaha : Saat ini Charly mempunyai usaha Conter Hp.

Profile Pepeng

PEPENG ::GITARIS::
Nama lengkap : Dedy Sudrajad.
Tanggal lahir : 9 Mei 1978 Bandung
Kebiasaaan : bercita cita menjadi Pemain Sepak Bola.Orang tua Solihin & {alm}Oningsih juga menginginkan Pepeng menjadi Pemain Sepak Bola.Setiap Pagi Pepeng tidak lupa membaca koran/tabloid Bola.Dan tidak lupa juga menyempatkan diri untuk bermain Ps Winning Eleven.Setiap hari libur supaya Pepeng kondisi nya bugar sering bermain Futsal,billiar & Bulu Tangkis.Gagal menjadi Atlet namun profisi menjadi Musisi cukup menyenangkan.
Pepeng sering mengisi Waktu luang senang berjalan-jalan ke moll sambil mencari sepatu baru.Malam nya ai menonton film terbaru di Bioskop.BIP21 Bandung.Pepeng juga tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu.
Usaha : Mempunyai usaha kos-kosan.
Profile Pepep









PEPEP ::DRUMER::
Nama lengkap :
Ilham Febry.
Tanggal lahir : 9 Februari 1982 Bandung
Kebiasaaan : berhobi Memasak. Pepep juga mempunyai usaha Studio Rekaman,Latihan,Rental Soundsystem.Selain Hobi Memasak juga hobi memelihara berbagai jenis burung & anjing.menurut Pepep memelihara Hewan dapat menghilangkan STRES.Setiap Bangun Pagi Putra Darmi & Helmy menyempatkan membaca koran.Lulusan S1 Ekonomi Unpar ini suka mebaca buku rohani milik Drs Dyayadi berjudul MENGAPA SAYA MASUK ISLAM.Ada 1kebiasaan Unik Pepep kala menjelang sore,yaitu suka memasak di dapur,Mengapa?ternyata Pepep mempunyai keahlian Memasak.Setelah matang Mimi{pacar Pepep}lah yang menjadi orang pertama mencicipi masakan Pepep.Sebelum Tidur Pepep selalu memutar lagu-lagu Band & Penyanyi luar Negeri seperti Deep Purple,Coldplay,BonJovi,Muse & Toto.Selama waktu Liburan Pepep suka Menyempatkan Renang & Trade Mil merupakan olahraga kesenangan Pepep.
Usaha : Mempunyai usaha Studio Rekaman, Latihan, Rental Soundsystem.

Tentang Musik ST12

ST12 : Pop Melayu, Bikin Musik Lebih Hidup

KALAU ada tudingan band yang dianggap perusak telinga dan selera musik masa kini, ST12 mungkin termasuk yang bakal disebut. Pasalnya, band asal Bandung ini terang-terangan menyatakan diri sebagai band yang mengusung musik melayu –paling tidak dengan cengkok Melayu—sebagai jualan di industri musik Indonesia. Seperti menantang pasar memang, lantaran banyak pendapat yang menyebut tipikal musik seperti ST12, Radja, Kangen Band, Angkasa, Merpati, dan banad lain seangkatannya, menjadi motor ‘mengacaukan’ selera musik tanah air. Benarkah?

Memang pendapat seperti itu banyak dilontarkan oleh pengamat, musisi, wartawan atau bahkan orang label sekalipun.  Banyak yang bilang, musik Indonesia dengan kualitas seperti itu –termasuk yang dimainkan dan dinyanyikan oleh ST12—seperti mundur puluhan tahun ke belakang. “Kita ini seperti bergerak mundur, saat mencoba memberikan karya yang lebih baik ternyata malah mereka-mereka menyodorkan lagu dan notasi yang bikin kita geleng-geleng kepala,” celetuk seorang personil band.

Pendapat yang ‘menyerang’ seperti itu mau tak mau memang kudu dihadapi band-band pengusung lirik simple, dengan aransemen dan geliat musical yang mendayu kental dengan ornament melayu.  Dan sindiran seperti yang diucapkan oleh musisi di atas, bukan baru setahun dua tahun ini saja. Mereka –para musisi yang mengaku lebih modern itu—mulai jengah saat tiga sampai lima tahun belakangan, lagu mellow, dengan teknik bernyanyi meleyot seperti banyak ditemukan di Riau, Melayu Deli, dan kemudian pernah diadopsi habis-habisan oleh band-band Malaysia yang masuk Indonesia.

ST12 tak memungkiri kenyataan itu.  Mereka juga tak membantah kalau band yang mereka bentuk memang dari awal menyodorkan pilihan dengan karakter melayu yang kental.  "Kecenderungan telinga orang Indonesia suka dengan irama melayu yang memang merupakan rumpun mereka. Lihat saja pada era 80-an ketika Search, Iklim dll mendominasi musik di negara-negara melayu di Asia," kata Charly Van Houten, vokalis ST12 mencoba menganalisa.

Ternyata jalan mereka tetap tidak semulus seperti yang dibayangkan. St12 sempat merasa kesulitan untuk mendapatkan seorang vokalis yang memiliki kriteria suara yang sesuai dengan keinginan mereka. Maka sebuah audisi pun dilakukan. Saat audisi, ketiganya dipertemukan dengan Carly Van Houtten. "Charly memiliki karakter suara yang bagus dan cukup kuat. Selain itu dia memiliki latar belakang sebagai pengajar vokal. Jadi, tampaknya tidak sulit bagi dia untuk membawakan lagu saat audisi berlangsung," papar Pepep.

Mereka juga berkompromi dengan mengambil aliran Melayu, walau Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock. Sulitnya mendapat label rekaman yang mau menerima mereka, ST 12 akhirnya menempuh jalur indie (independent). Album perdana, Jalan Terbaik pun dirilis. Sayang, saat tur promosi album tersebut di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak pada bulan Oktober 2005.

Sempat dituding tidak bisa main musik yang ‘baik dan benar’ membuat ST12 akhirnya malah benar-benar “menantang” pengkritiknya untuk membuktikan diri membuat lagu yang bisa dinikmati banyak orang. “Tidak apa-apa kita dituduh macam-macam, tapi masyarakat dan penggemar kita justru bisa menerima dan mendapat sesuatu dari musik yang kita mainkan,” celetuk Charly.

Kembali soal ciri Melayu yang kental mereka mainkan, “ST 12 harus mempunyai benang merah, yaitu melayu tetapi musikalitasnya modern dan berkembang,” kata vokalis ST 12, Charly. ST12 –measih menurut Charly—tak pernah menutupi kalau mereka memang berkarya supaya dibeli dan dinikmati orang.

"Saya bangga menciptakan lagu-lagu dengan irama melayu. Sebenarnya banyak musisi di Indonesia yang mengambil irama melayu, tapi mereka tidak menyanyikannya dengan cengkok melayu, tapi lebih mbule," papar Charly.

"Kami menganggap jenis musik ini akan lebih mudah didengar, easy listening. Dan pendengar pun tampaknya lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu seperti itu," ungkap Pepep mewakili teman-temannya.

Charly juga menolak kalau disebut ‘melacur’ sekadar supaya albumnya laku dan terjual banyak.  Sebuah asumsi yang dihadapi Charly dengan senyum saja. Pendapat miring itu muncul karena banyak musisi di Bandung yang tahu kalau Charly, secara teknik dan musikalitas, sebenarnya bisa lebih dibanding apa yang sudah dicapainya sekarang.

"Kalau ada yang bilang lagu kita jelek atau kaya lagu dangdut, ra popo, semua orang boleh menilai karya orang lain seperti apa. Yang penting bagi kita adalah lagu kita laku," ujar Charly sambil tertawa kecil.

Charly sendiri secara pribadi mengaku kalau dirinya adalah penyuka jazz. “Tapi bukan berarti sekarang tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh, saya tetap memberi yang maksimal,” ujar guru vokal di Bandung ini kalem.

“Sebenarnya kebanyakan band di Indonesia itu notasinya minor, tetapi cara menyanyikannya tidak melayu. Kalau ST12 semuanya melayu, itu yang membedakan kita,” tegas Charly

KEMATIAN YANG MENYATUKAN
Sebagai satu band yang lahir di Bandung, ST12 sebenarnya ‘melawan arus’ trend musikal di Bandung. Maklumlah, biasanya kota kembang itu melahirkan band yang mengusung aliran pop, rock atau sekalian yang ‘nyeleneh’ tapi tidak Melayu. ST 12 muncul dan tentu saja menggegerkan Bandung.

Perjalanan karir band ini sempat ‘nyaris’ terhenti.  Tidak langsung mendapat label untuk distribusi albumnya, mereka memilih jalur independent untuk album pertamanya ‘Jalan Terbaik’ [2005].  Ketika gaungnya sudah mulai terdengar, sebuah peristiwa yang menngejutkan terjadi. Saat tur promosi album tersebut di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak pada bulan Oktober 2005.

Kematian Iman Rush tentu saja membuat personil lain shock dan ngedrop.  Mereka nyaris berhenti, sebelum akhirnya sepakat mendedikasikan lagu-lagunya untuk Iman Rush yang mereka anggap inspirator band mereka. “Kami dedikasikan lagu-lagu kami untuk almarhum Iman,” kata Charly.

Dan itulah yang benar-benar mereka lakukan saat menggarap album kedua, P.U.S.P.A. Selain lagu Puspa yang saat ini menjadi ‘most-request’ di beberapa radio daerah, ada lagu berjudul “Saat Terakhir’ yang bercerita dan dipersembahkan untuk Iman Rush. Ketiak melantunkan lagu ini dalam launching album keduanya beberapa waktu lalu di sebuah kafe di Jakarta, Charly sempat menghentikan lagu ini karena menangis.  Lagu yang awalnya diberi judul ‘Batu Nisan’ ini menjadi lagu yang paling emosional di album kedua ini.

Selebihnya, seperti Puspa [ini akronim dari Putuskan Saja Pacarmu], adalah lagu riang dan jenaka, tapi disampaikan dengan cara yang sederhana [dan melayu].  Satu hal lagi, ST12 kini tak ber-indie lagi karena sudah masuk dalam lingkaran major label besar.  

Tidak berbeda dengan grup-grup band yang sedang naik daun sekarang ini, lagu-lagu mereka pun kebanyakan bertema tentang cinta. "Cinta sifatnya lebih fleksibel. Lebih universal. Bisa dinikmati oleh siapa saja, muda dan tua. Dan tema-tema seperti inilah yang akan terus laku di pasaran," tambah Pepep.

Album kedua mereka ini berisikan 12 lagu yang terdiri dari tiga lagu lama mereka "Aku Masih Sayang", "Jalan Terbaik", dan "Rasa yang Tertinggal" dan sembilan lagu baru yang kental dengan irama melayu.

Lagu "P.U.S.P.A" terpilih menjadi single pertamanya telah dibuatkan video klipnya yang disutradarai oleh Abimael Gandy dengan model Luna Maya. Cara penulisannya yang berbeda ternyata bertujuan untuk menarik orang yang membacanya agara kemudian membeli albumnya.

"Penulisan "P.U.S.P.A" memang sengaja seperti itu agar menarik perhatian orang yang membacanya untuk mendengarkan lagunya dan membeli kasetnya," kata Pepeng.

MUSIK MELAYU = JAMINAN HIDUP?
Musik melayu sebenarnya memang paling pas dengan cengkok Indonesia, selain lirik biasanya juga mudah ditirukan dengan idiom-idiom yang sederhana.  Tak heran kalau beberapa tahun silam, band-band Malaysia benar-benar ‘menjajah’ Indonesia. Untungnya musisi Indonesia banyak belajar dan kemudian memperbaiki diri dalam karya-karyanya. Kini yang terjadi sebaliknya, band-band Indonesialah yang balik ‘menjajah’ Malaysia.

Hal ini tak dipungkiri memacu band-band Indonesia untuk membuat karya yang sedikit berornamen Melayu, dengan harapan bisa meneylip di pasar Malaysia [dan beberapa negara seperti Brunei, atau Singapura]. Tak terkecuali ST12. Padahal banyak tudingan yang menyebut musik seperti inilah yang membuat musikalitas di Indonesia itu jalan di tempat.

“Kami tidak merasa jalan di tempat atau merusak tatanan musical yang sudah ada. Melayu itu bagian yang paling mudah diterima, dan ST12 memilih untuk mengambil ruang itu. Kalau memang diterima, berarti asumsi kami benar tentang musik Melayu itu. Tidak ada yang salah bukan,” papar Charly panjang lebar.

Tidak berbeda dengan grup-grup band yang sedang naik daun sekarang ini, lagu-lagu mereka pun kebanyakan bertema tentang cinta. "Cinta sifatnya lebih fleksibel. Lebih universal. Bisa dinikmati oleh siapa saja, muda dan tua. Dan tema-tema seperti inilah yang akan terus laku di pasaran," tambah Pepep.

Lebih lanjut, Charly, sang vokalis yang selalu tampil dengan dua anting di kupingnya mengatakan bangga menciptakan lagu dengan irama dan notasi melayu yang kini mulai tergeser oleh jenis musik lain yang lebih populer. Dengan musik dan irama melayu ini, Charly bahkan mengaku optimis dengan album-album ST 12 yang telah beredar di pasaran akan laku.

“Jujur saja, untuk album kedua ini irama Melayu yang kita mainkan justru lebih menonjol,” jelas Pepeng. Bahkan –masih menurut Pepeng—dinamika vokal dan fluktuasi nada yang dinyanyikan oelh Charly, makin diarahkan ke cengkok Melayu yang kental. “Kami yakin kok, musik Melayu tentu dengan sentuhan modern, akan tetap mempunyai tempat di khasanah musik Indonesia. Meski mungkin trendnya taklagi kesitu, tapi Melayu akan selalu punya ruang,” tegas Pepeng lagi.

Pendapat yang mungkin ada benarnya. Siapa yang menolak kalau disebutkan lagu-lagu ST12 sekarang adalah lagu ‘kebangsaan’ para pengamen di bis kota, kereta api, atau restoran? Bahkan saking ngefansnya dengan ST12, seorang pangamen kereta bernama Aris nekat ikut audisi Indonesian Idol 2007 dan membawakan hits ‘Rasa Yang Tertinggal’ milik ST12 dengan gitar.  Apa yang terjadi? Aris kini menjadi jawara Indonesian Idol dan tak lagi mengamen di kereta.

Personil ST12 mengakui, sampai saat ini masih ada cibiran dan melihat mereka dengan setengah mata. “Tapi nggak apa-apa, bagi kita yang penting penonton senang,  pendengar senang, dan fans kita bahagia dengan lagu yang kita bawakan. Mereka bisa mengapresiasi dan bernyanyi bareng pun, sudah merupakan penghargaan buat kita,” tandas Pepep.

Kalau dibilang mereka tak punya  musikalitas yang cukup, rasanya bakal dibantah oleh ST12. Maklum saja, mereka punya skill bermusik yang bagus, jam terbang yang cukup dan pendekatan personal yang memadai.  “Nggak usah pamer skill sekarang ini, meski banyak musisi dan band menjadikannya seolah-olah wajib dilakukan,” celetuk Pepeng.

Kelebihan ST12 yang di awal karirnya sempat dianggap ‘memiripkan diri’ dengan Peterpan ini adalah cara dialogis dalam setiap konsernya. Mereka mengajak ngobrol penonton dan membuat mereka terlibat dalam setiap lagunya.  Maklumlah, di awal karirnya mereka sempat saling pame ego setiap manggung. “Dulu kita sempat saling marah di atas panggung kalau ada yang salah atau kurang pas, tapi sekarang kita sudah bisa saling mengisi ruang kosong di panggung,” jelas Pepeng.

Oh ya, ada satu kebiasaan “buruk” yang sebenarnya tidak ada relevansinya dengan musikalitas mereka, semua personil ST12 ternyata ‘takut-terbang’ tentu saja dengan pesawat terbang. “Ha..ha..ha, itu memang kelemahan kita. Kita memang lebih suka jalan darat daripada udara,” aku Charly.

Ada satu kisah lucu soal ‘takut terbang’ ini. Suatu saat mereka harus konser di satu daerah yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Apa yang terjadi? Di atas pesawat, mereka semua berpelukan dan saling berdoa.  “Bukan sesuatu yang dibuat-buat, memang kita takut terbang,” tandas Pepep, sambil melirik dua kawannya yang cengar-cengir. 



 
 


Film Boys Before Flower

1. GOO HYE SUN

Equivalent dengan Makino Tsukushi (Hana Yori Dango) dan San Chai (Meteor Garden), adalah Geum Jan Di di BBF. Pemerannya adalah artis cantik Korea Selatan, Koo Hye Sun. wanita kelahiran 9 November 1984 ini melambung namanya sejak membintangi drama populer Pure In Heart. Hye Sun juga pernah membintangi film Hollywood bertajuk AUGUST RUSH (2007).
Hyu Sun memulai debutnya lewat drama Nonstop 5 tahun 2005. Selain akting Hyu Sun juga merambah dunia tarik suara. Hyu Sun termasuk artis yang cukup berprestasi. itu dibuktikannya dengan menyabet dua penghargaan yakni New Actress Award tahun 2006 lewat drama Pure In Heart. dan Rookies Of The Year tahun 2007 lewat serial The King and I.
Meski begitu, wanita berpostur langsing ini (42 kg/163 cm) tidak luput sama yang namanya kritikan. “I will work harder in the future” kata Hyu Sun yang mempunyai nama panggilan Pig.ada cerita menarik dibalik nickname tersebut. “dulu saat masih jadi siswi sekolah, aku doyan banget makan. makanya dijuluki Pig saking rakusnya. pernah, waktu lagi hang out bareng temen-temen, selama 18 jam aku ga berhenti makan.”

2. LEE MIN HOO
Masih ingat karakter Tsukasa Domyouji dan Tao Ming Tse yang sombong dan menjengkelkan? di BBF,karakter tersebut bernama Goo Jun Pyo. pemerannya si ganteng Lee Min Ho, aktor kelahiran 22 Juni 1987.
debutnya dimulai tahun 2005 saat membintangi Love Hymn. tahun 2007 membuka kesempatan buat peraih penghargaan Baeksang Art Award kategori TV’s Best New Actor ini menjadi pemeran utama di drama Mackerel Run. namun tak dipungkiri jika terobosan kariernya datang ketika ia ditawari membintangi Boys Before Flowers.
peran sebagai leader genk yang terdiri dari empat pemuda ganteng dan tajir abis itu menggiring nya pada ketenaran. produk-produk terkenal semisal Levis, LG Telecom dan Samsung Anycall pun rame-rame mendapuknya sebagai bintang iklan.
ketenaran juga menjadikan Min Ho sebagai target gosip, khususnya soal asmara. belum lama ini dia dikabarkan terlibat hubungan khusus dengan Davichi, penyanyi R&B cantik yang tergabung dalam Duo Kang Min Kyung. rumor mencuat gara-gara foto-foto mesra mereka beredar di internet. lalu seperti apa sih cewek yang bisa menarik hatinya? “aku tinggi dan berkulit gelap, makanya aku suka banget sama cewek yang mungil dan berkulit bening”.
 3. KIM BUM
 
Di BBF, Kim Bum dengan apik memerankan karakter So Yi Jung (Nishikado Sojiro di Hana Yori Dango dan Xi Men di Meteor Garden). ia tukang gonta-ganti pacar alias playboy. tapi sikapnya gentle dan selalu hangat. ia juga setia kawan.
Kim Bum yang lahir 7 Juli 1989 ini memulai karier aktingnya dengan membintangi High Kick (2006). namanya melejit saat bermain dalam drama East Of Eden [sumpah ni film panjang amit ampe 56 episode,kagak sanggup aq nonton nyah!!! hahahahhahha]. dan namanya semakin populer setelah ikut membintangi BBF.
Sejak kecil Kim Bum kecanduan nonton tv, khususnya acara musik dan film. meski belum remaja, Kim Bum sudah bisa memberikan kritikan untuk film-film yang ditontonnya. hal itulah yang membuat ibunya berpikir Kim Bum kecil memang dilahirkan sebagai seorang entertainer sejati.
selain hobby nonton tv, Kim Bum juga antusias banget dengan olahraga, terutama sepak bola. [Kim Bum suka ma CR7 a.k.a Christian Ronaldo]. ia menjadi striker di tim sekolahnya dan selalu ikut dalam setipa pertandingan.
seperti perannya di BBF yang playboy, dalam kehidupan nyata Kim Bum ternyata tidak jauh beda. sejak masih remaja, cowok berwajah imut ini sudah jadi inceran cewek-cewek. meski demikian, Kim Bum mengaku sampai saat ini masih asyik dengan status jomblonya. meski belum lama ini ia digosipkan akan segera menikah denga teman lamanya, Dora Lee. “aku ga punya pacar,sejak aku meniti karier di dunia akting, aku nggak pernahmenjalin hubungan dekat dengan seorang wanita.”
4. KIM HYUNG JOONG

Hua Ce Lai atau Rui Hanazawa yang sentimentil ini menjadi Yoon Ji Hoo di BBF. Dia paling menarik diantara anggota F4 lainnya. pemerannya adalah aktor, penyanyi dan leader boyband SS501. Kim Hyun Joong.
lahir 6 Juni 1986, Hyun Joong mengawali kariernya di tahun 2005 dengan turut membintangi sitkom Can Love Be Refilled? dia dan grup bandnya SS501 pernah tampil di acara reality show Park Kyuk Lim yang bertajuk Thank You For Rasing Us di tahun 2006. acara tersebut memperlihatkan kebiasaan Hyun Joong yang doyan banget tidur alias tukang molor.
11 Mei 2008 Hyun Joong ikutan casting untuk reality show produksi MBC yang berjudul We Got Married. di program tersebut, cowok yang hobby nyanyi dan ngedance ini berbagi layar dengan seniornya, Hwang Bo. lewat acara tersebut nama keduanya meroket, terlebih buat Hyun Joong yang kemudian ditawari peran sebagai salah satu anggota F4 di BBF. sebelum jadi bintang terkenal, Hyun Joong bekerja sebagai pengantar pizza dan koran.
dengan tampil di BBF tak pelak Hyun Joong menajdi idola baru Korea. namun hal itu tidak membuat banyak perubahan pada diri cowok yang di drop out sekolah ini. “aku orang yang bebas. aku nggak ambil pusing apa yang mereka (para fans) pikirkan tentan diriku. kadang mereka berdiri di depan rumah kami hingga larut malam dan aku terpaksa ngomelin mereka dan menyuruh mereka pulang.”

5. KIM JOON

Karakter Mimasaka Akira atau Mei Zuo Ling menjadi Song Woo Bin di BBF. Woo Bin ini sosok yang paling baik hati dan dewasa ketimbang teman-teman F4 lainnya. tapi dia sangat gila pesta dan senang dengan wanita yang lebih tua usianya. aktor korea yang terpilih memerankannya adalah Kim Joon. serial BBF merupakan debut aktingnya. sebelumnya cowok kelahiran 3 Februari 1985 ini lebih dikenal sebagai anggota T-MAX, grup musik beraliran R&B yang juga menyayikan soundtrack BBF (Paradise).
pertama kali muncul di dunia akting, Kim joon langsung dibanding-bandingkan dengan aktor top Korea Jang Dong Gun. media lokal menjulukinya The Little Jang Dong Gun.
segera setelah BBF berakhir, Kim Joon dan teman-teman T-MAXnya akan segera merilis album pertama mereka. “aku ingin mengejar kedua-duanya, akting dan nyanyi. memang sih berat, tapi aku termasuk orang yang rakus. sekali memulai sesuatu, aku nggak bakan berhenti. resolusi di tahun 2009 ini adalah menjadi sibuk dan produktif.”

Selasa, 05 Oktober 2010

Tentang Eza Gionino

Aktor kelahiran Samarinda, 11 Mei 1990 ini sudah cukup lama merambah dunia akting.Eza Gionino mengawali kariernya di dunia hiburan melalui ajang pemilihan model sebuah majalah remaja tahun 2006.
“Suatu hari pas lagi buka-buka majalah, kakakku  ngomong begini: Za, kamu harus ikut-ikut kayak begini nih. Aku sih ketawa saja. Jadi, itu ajang pemilihan model yang diselenggarakan sebuah produk, yang kerja sama dengan majalah. Ya sudah, kakakku menyiapkan foto-fotonya. Diam-diam dia mengirim foto-fotoku ke majalah itu. Enggak nyangka, ada kabar, aku terpilih,” ungkap Eza yang saat itu tinggal di Malang.
Inilah yang membawa Eza ke Jakarta. Memenangkan ajang itu membuat Eza ditarik sebuah production house dan dikontrak satu tahun. “Waktu itu aku sama-sama Kiki Farrel. Kami satu angkatan, seperjuangan,” ujarnya.
Layaknya pendatang baru lain, dikontrak satu tahun oleh rumah produksi bukan jaminan bisa langsung menjadi bintang besar. “Ini baru awal dari proses yang harus aku lewati,” cetus Eza. Memulai dari peran-peran kecil, di program-program mingguan. Menunggu berjam-jam untuk satu scene, mau tak mau dilewati Eza sebagai pendatang baru.
“Aku rasa hampir semua pemain pernah melalui masa-masa ini. Cuma dapat satu scene tapi harus menunggu seharian. Tapi aku melihat ini sebagai sebuah proses. Ini kerja tim. Enggak mungkin, mentang-mentang aku cuma dapat satu scene, harus minta duluan,” kata putra bungsu dari empat bersaudara ini.
Kerasnya hidup di Jakarta, bagaimana lelahnya “menunggu” di lokasi syuting itu belum apa-apa dibandingkan kerja kerasnya sejak SMP. “Hidup ini proses. Buatku mau jadi pelayan, bintang sinetron semuanya sama saja. Jadi karena dari dulu sudah terbiasa kerja, beratnya syuting sekarang, bagaimana harus menunggu berjam-jam rasanya sudah biasa saja,” ungkapnya.
Di usianya yang masih cukup belia, Eza telah berpikir bagaimana caranya membahagiakan ibu dengan jerih payah sendiri. Atau bagaimana caranya mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa harus minta kepada orangtua? Makanya jangan heran, sejak duduk di bangku SMP, cowok keturunan India-Kalimantan ini sudah cari uang untuk membiayai sekolahnya.
“Aku pengin mandiri. Karena aku melihat kakak-kakakku juga seperti itu. Kedua orangtuaku cerai, jadi aku juga enggak mau menambah beban Mama lagi. Jadi dari SMP, aku sudah cari uang sendiri, bayar uang sekolah sendiri, full pakai hasil jerih payahku. Walaupun saat itu Mama juga punya pekerjaan, dia usaha pakaian. Tapi aku enggak mau merepotkan dia,” jelas Eza.
Dari seorang kenalan, Eza pernah memberikan jasanya di bagian banquet sebuah hotel. “Tenaga lepas saja, enggak pegawai tetap, kan aku masih sekolah,” ujarnya. Deskripsi pekerjaannya itu mengangkat bangku, meja, ke ballroom atau ruang lain di hotel kalau mau ada acara.
Pekerjaan menjadi pramusaji di Pizza Hut pun dilakoni Eza. “Kerja di sana satu tahun, jadi waiter. Aku enggak pernah merasa pekerjaan A atau B rendah, dan aku enggak pernah merasa malu. Pekerjaan apa pun aku jalani,” bilangnya.
Dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang sekolah, jam 3 siang hingga jam 9 malam Eza bekerja. Beginilah rutinitas Eza saat itu. Membuatnya tak memiliki waktu bermain. “Aku dari dulu jarang nomgkrong atau berteman sama anak-anak seusiaku. Temanku kebanyakan tua. Karena kerja tadi. Pulang sekolah kerja, habis kerja sudah capek, ya aku lebih memilih istirahat, tidur di rumah,” ungkapnya.
Sampai sudah menjadi aktor, kebiasaan ini masih terbawa. Berbincang dan main dengan orang yang lebih dewasa. Satu lagi, Ruch Gaya, Ibu Eza, masih menjadi yang terpenting dalam hidupnya.
 “Dari dulu sampai sekarang, tujuanku cuma satu. Bagaimana caranya membahagiakan mama dengan jerih payahku sendiri. Sekarang mungkin aku bisa memberikan apa saja untuk dia. Kalau ditanya lebih bahagia dulu atau sekarang? Aku merasa lebih bahagia dulu, kalau ingat aku bisa sekolah tanpa minta uang sepeser pun dari dia. Kayaknya itu bisa meringankan dia banget,” papar Eza yang sempat bermain di film Best Friend (2008) bersama Nikita Willy dan Risty Tagor.